Selamatkan Bali: Bandara oh Bandara
Posted by I Wayan Agus Eka on May 14, 2011
Saya tidak habis pikir bagaimana petinggi-petinggi itu ketika melontarkan rencana pembangunan bandara internasional di bali utara. Pikiran ini terus berusaha menyelami dan berempati pada pikiran mereka-mereka itu,namun tetap saja tidak menyimpul di titik tertentu.
Dalih bahwa hal ini dapat meratakan pembangunan bali selatan dan bali utara saya rasa tidak relevan. Memang keberadaan bandara ngurah rai tidak terbantahkan telah mampu meningkatkan perekonomian di bali selatan melalui pariwisatanya. Namun satu hal yang perlu diingat bahwa bali utara memiliki kondisi yg berbeda dengan bali selatan. Bali utara bukanlah daerah yg memiliki destinasi wisata yang unggul dibandingkan dengan bali selatan, sehingga upaya untuk meratakan pembangunan bali utara bukanlah dilakukan dengan membangun bandara namun dengan program-program lainnya.
Terlebih lagi rencana pembangunan bandara ini akan diikuti pula dengan pembangunan jalan tol sebagai akses ke bali selatan. Hal ini justru bertentangan dengan tujuan semula untuk pemerataan,karena keberadaan jalan tol akan menggeser sumber-sumber perekonomian dari bali utara ke selatan.
Dampak lainnya yang harus lebih diperhitungkan dan menurut saya sangat penting adalah dampak lingkungan. Berapa banyak nantinya lahan yang semula adalah hutan atau sawah akan beralih fungsi menjadi bandara dan jalan. Berapa banyak nantinya sumber-sumber air akan menjadi kering karenanya.
Saya pribadi sudah berada pada suatu titik dan berkesimpulan bahwa tanah kelahiran saya ini sudah jenuh dengan semua ‘siksaan’ manusia di atasnya dan bandara ini bukanlah “tamba” dari semua ini.
Semoga semuanya berbahagia.
I Wayan Agus Eka
mamank said
Sudut pandang yg menarik bung goseng, saya berharap pemimpin2 diatas membaca tulisan anda ini, untuk bali yg lebih baik.
I Wayan Agus Eka said
Sipppp,makasi komen dan kunjungannya dan
i nyoman sudama said
Wi setuju pemikiranmu Gus, Bali itu sempit, banyak yang lebih baik yang bs dilakukan, undang ahli2 ekonomi untuk melihat kembali potensi di bali utara. Yang perlu dipertahankan adalah Bali yang alami, ajeg, konsep tri hita karana,dll
yang menjadi daya tarik wisatawan adalah tradisional bali, bukan modernisasi yang sudah ditemukan di berbagai tempat lainnya.