Ujian Ikhlas-Sebuah Remidi
Posted by I Wayan Agus Eka on February 20, 2011
Hari ini kembali aku diuji akan suatu hal yang sama. Iya, aku memakai bahasa “kembali” karena ini sudah berulang-ulang terjadi di periode nafas ini. Meskipun sudah berulang namun masih saja soal ujian kali ini terasa sangat susah, bahkan mungkin paling susah. Ga cukup sebuah persiapan matang untuk menyambutnya apalagi hanya sekedar kristal-kristal yang membuncah untuk mendinginkannya.
Ya, kembali aku ujian yang namanya ikhlas. Ujian keikhlasan atas sebuah objek yang sama berkali-kali dan terus mengulang-ulang. Tuhan mungkin sayang sama aku sehingga dia uji aku terus-menerus, tapi saking sayangnya mungkin Tuhan ingin aku tetap di kelas ini sehingga Dia tetap bisa melihatku terus-menerus, entahlah.
Meskipun sudah kali ke sekian, perasaan tegang tetap ada, tangan gemetaran, badan panas dingin, nafsu makan berkurang, persis kondisi ketika seorang mahasiswa akan menghadapi ujian akhirnya. Dan benar saja, ketika soal sudah dibagikan, mata ini tiba-tiba menjadi gelap, tanganpun tak henti-hentinya mengurut dada, sabarr..sabarr, begitu gumamku dalam hati.
Kalau pada ujian sebelumnya aku dengan mudah bisa menebak jawabannya, namun kali ini sungguh di luar dugaan. Apa yang aku sangka sebagai jawaban justru bukanlah jawaban, aku terjebak, iya, aku terjebak dalam permainan Sang Penguji. Dia begitu pandai membuat soal yang seolah-olah gampang aku jawab, namun di balik itu semua ada lubang menganga yang tertutup rumput yang siap menjatuhkan aku ke tempat terdalam, seperti sebuah batu yang pada awalnya dilemparkan sekuat tenaga ke langit dan begitu sampai puncak tertinggi akan terhempas ke bumi dengan benturan yang sangat dahsyat, sakit, iya sakit sekali.
Mungkin di ujian sebelumnya aku belum lulus sepenuhnya sehingga aku harus menjalani remidi ini. Sang Penguji artinya masih berbaik hati memberi kesempatan kembali untuk mengulang mata kuliah ini, dia tidak langsung men-DO aku sebagaimana mahasiswa-mahasiswa lainnya. Apakah kali ini aku akan lulus??? awighnam astu
I Wayan Agus Eka
Teta said
setiap ujian pasti memiliki bobot yang berbeda.. jika kita lulus pada tahapan satu, akan diuji dengan soal yang lebih sulit lagi untuk siap mengikuti kelas yang tingkatnya lebih tinggi.. saya yakin jika kita sabar, tekun dan berusaha keras ditambah lagi sudah memiliki pondasi yang kuat dari ujian sebelumnya.. pasti di tahapan berikutnya akan lebih kuat lagi, jangan menyerah aja…:)
I Wayan Agus Eka said
iya, setiap langkah kehidupan seharusnya membawa kita ke tingkat yang lebih tinggi. terima kasih atas kunjungan dan komentarnya